
Ketika AC Milan resmi ngerekrut Samuel Chukwueze dari Villarreal di musim panas 2023, fans langsung heboh. Bukan cuma karena dia pemain cepat, tapi karena Milan akhirnya punya sayap kanan yang bisa adu skill satu lawan satu tanpa takut.
Tapi Serie A bukan La Liga. Dan adaptasi Chukwueze di Italia bukan hal yang mulus. Dari ekspektasi tinggi sampai performa yang belum konsisten, kisah winger asal Nigeria ini penuh warna — dan belum selesai.
Awal Karier: Bakat dari Nigeria yang Meledak di Spanyol
Chukwueze lahir 22 Mei 1999 di Umuahia, Nigeria. Sejak kecil udah kelihatan beda:
- Lincah
- Suka dribbling
- Nggak takut lawan siapapun
- Punya finishing oke dari sisi kanan
Dia gabung akademi Diamond Football Academy di Nigeria, lalu pindah ke Villarreal pada usia 18 tahun. Di Spanyol, dia langsung mencuri perhatian:
- Debut di tim utama Villarreal usia 19
- Cetak gol di musim pertama
- Masuk nominasi Golden Boy
- Jadi andalan di Liga Europa, bantu Villarreal juara musim 2020/21
Dengan gaya mainnya yang eksplosif, media Spanyol bahkan sempat sebut dia “the next Robben versi kaki kiri Afrika.”
Gaya Main: Dribbler Gila, Tapi Masih Butuh Pola
Chukwueze itu winger kanan klasik yang main kaki kiri. Ciri khasnya:
- Cutting inside dari kanan
- Dribble cepat dan sering 1v1
- Suka eksploitasi celah sempit
- Punya tendangan first-time yang tajam
- Sprint pendek-panjang yang nyusahin fullback
Dia bukan tipe winger yang main aman. Justru dia thrive di chaos. Tapi tantangannya: terlalu mengandalkan insting, kadang keputusan akhirnya masih random — crossing, tembak, atau nunggu terlalu lama.
Pindah ke AC Milan: Proyek Eksplosif yang Butuh Waktu
Musim panas 2023, Milan rekrut Chukwueze dari Villarreal dengan harga sekitar €20 juta + add-ons. Fans langsung excited karena:
- Akhirnya ada sayap kanan murni
- Bisa rotasiin Pulisic
- Beda gaya dari winger Milan sebelumnya
Tapi musim debutnya di Serie A nggak langsung klik:
- Serie A lebih taktis, ruang sempit
- Lawan jarang kasih dia ruang buat sprint
- Belum connect sepenuhnya dengan Giroud atau Reijnders
- Kadang terlalu paksain dribble
Tapi walaupun minim gol dan assist di awal, satu hal jelas: tiap kali dia pegang bola, ada ancaman.
Statistik Musim 2023/24 di Milan (Debut Season)
- 2 gol, 2 assist (di semua kompetisi)
- Akurasi dribble sukses: sekitar 55%
- Rata-rata 3–4 dribble per laga
- Jarang cedera, stamina bagus
- Menit bermain terbatas karena persaingan dengan Pulisic
Meski belum meledak, setiap pertandingan dia kasih tanda-tanda akan berkembang. Beberapa momen clutch di akhir musim mulai nunjukin kenapa Milan mau ambil dia.
Highlight Moment: Gol Lawan Newcastle di Liga Champions
Momen yang bikin fans Milan mulai percaya: gol ke gawang Newcastle di laga pamungkas fase grup UCL. Chukwueze masuk dari bangku cadangan, terus cutting inside khas dia, dan curi gol penentu.
Itu bukan cuma soal skor. Itu soal momentum. Gol itu nunjukin:
- Dia bisa jadi pembeda
- Nggak takut big match
- Finishing dia nggak cuma gaya, tapi efektif
Dan sejak itu, Pioli (waktu itu masih pelatih) mulai kasih dia menit lebih stabil.
Mentalitas: Kalem, Fokus, dan Nggak Banyak Omong
Chukwueze bukan pemain yang suka drama di luar lapangan. Di interview, dia sering bilang:
“Saya di sini untuk belajar dan bantu tim. Liga Italia beda, tapi saya nikmati tantangan.”
Itu penting banget, karena banyak pemain cepat dari liga lain gagal adaptasi di Serie A. Tapi Chukwueze:
- Mau turun ke dalam bantu pressing
- Mulai ngerti struktur bertahan Milan
- Nggak egois walau tugas dia dribble
- Terima rotasi dengan Pulisic tanpa ribut
Dia bukan pemain “main harus selalu starter.” Tapi saat dipanggil, dia siap tampil.
Tantangan ke Depan
Musim 2024/25 bakal krusial buat dia. Beberapa hal yang harus dia benahi:
- Produktivitas – Gol dan assist harus naik
- Decision-making – Kapan dribble, kapan oper
- Koneksi – Chemistry sama striker dan overlapping RB
- Tahan konsistensi 90 menit
Kalau dia bisa upgrade hal-hal itu, dia bakal jadi senjata utama Milan di sayap kanan.
Persaingan dengan Pulisic: Kompetitif Tapi Sehat
Banyak yang kira Pulisic bakal matiin karier Chukwueze di Milan. Tapi kenyataannya?
- Pulisic lebih stabil dan fleksibel
- Chukwueze lebih direct dan unpredictably chaotic
- Keduanya punya gaya yang saling isi
Jadi ini bukan duel 1 lawan 1, tapi rotasi cerdas buat lawan yang beda. Misal:
- Pulisic buat lawan yang butuh build-up rapih
- Chukwueze buat lawan yang suka open play dan high line
Dan keduanya bisa main bareng juga, dengan Pulisic di kiri.
Timnas Nigeria: Pesaing Serius di Sayap Super Eagles
Chukwueze udah lama jadi bagian Timnas Nigeria. Tapi dia harus saingan dengan winger-winger lain yang juga edan:
- Moses Simon
- Ademola Lookman
- Samuel Kalu
- Kelechi Iheanacho (kadang juga ditaruh di flank)
Tapi dengan gaya main dia yang eksplosif dan beda dari winger Nigeria lain, dia tetap masuk paket wajib Super Eagles.
Kenapa Gen Z Harus Kenal Samuel Chukwueze?
Karena dia:
- Nggak takut ambil risiko
- Dribbler di era sepak bola yang makin minim improvisasi
- Pindah ke Serie A dan tetap mau belajar
- Sering bikin highlight walau statistik belum meledak
- Bikin Milan punya opsi menyerang yang unpredictable
Kalau lo suka pemain yang bisa bikin lo berdiri pas nonton — Chukwueze adalah definisinya.
Kesimpulan: Samuel Chukwueze, Sayap Kiri di Kanan yang Siap Meledak Musim Depan
Samuel Chukwueze datang ke Milan bukan buat gantiin siapa-siapa. Dia datang buat bikin jalannya sendiri. Musim pertamanya mungkin belum bikin heboh, tapi tanda-tanda dia bakal jadi bintang tuh udah kelihatan.
Gaya main dia beda, kecepatan dia level elite, dan dia punya senjata yang belum dimaksimalkan penuh.
Kalau musim depan dia klik sama pelatih baru, klik sama striker, dan naik level keputusan akhirnya — Milan bakal punya winger kanan yang bisa bawa ancaman di Eropa.